Ilustrasi garam.(UNSPLASH/FARAN RAUFI) KOMPAS.com - Banyak unsur dan senyawa yang terdapat di alam dalam bentuk yang tidak murni atau membentuk suatu campuran. Komponen penyusun suatu campuran dapat dipisahkan dengan beberapa cara yang disesuaikan dengan karakteristik komponen penyusun tersebut. Adapun sifat fisika yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran adalah ukuran partikel, titik didih partikel, dan kelarutan. Pemisahan secara fisika dapat dilakukan dengan cara corong pisah, dekantasi, penyulingan (distilasi), filtrasi, kristalisasi, kromatografi, sentrifugasi, dan sublimasi. Selain itu, ada campuran yang dapat dipisahkan secara kimia. Campuran tersebut biasanya tergolong campuran homogen. Jenis-jenis pemisahan campuran secara kimia adalah amalgamasi dan sianidasi.
Indonesia dikabarkan akan segera memiliki ‘mobil terbang’ buatan lokal! Produk inovatif ini dikembangkan oleh PT Vela Prima Nusantara bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia.
Kendaraan canggih ini dirancang dengan kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL), layaknya drone. Dilengkapi delapan baterai, ‘mobil terbang’ bernama Vela Alpha ini akan tersedia dalam dua versi, yaitu bermesin elektrik murni dan hibrida.
Keunggulan utama Vela Alpha terletak pada kecepatannya yang luar biasa. Diperkirakan, ‘mobil terbang’ ini mampu mengantarkan penumpang dari pusat kota Jakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang hanya dalam waktu 8 menit. Bandingkan dengan waktu tempuh kereta bandara yang memakan waktu 44 menit, atau perjalanan mobil yang minimal satu jam, belum lagi dengan kemungkinan macet.
Vela Alpha diyakini sebagai solusi mobilitas masa depan yang efektif untuk mengatasi kemacetan di kota-kota besar. Kehadirannya diharapkan mampu merevolusi transportasi di Indonesia dan mengantarkan bangsa menuju era yang lebih modern dan efisien.
Mobil listrikadalahmobilyang digerakkan denganmotor listrik, mobil ini digerakan oleh energi listrik yang disimpan dalam baterai atau tempat penyimpan energi lainnya. Mobil listrik sangat populer pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, tapi kemudian popularitasnya meredup karena teknologimesin pembakaran dalamyang semakin maju dan harga kendaraan berbahan bakarbensinyang semakin murah.
Krisis energi pada tahun 1970-an dan 1980-an pernah membangkitkan sedikit minat pada mobil-mobil listrik, tapi baru pada tahun 2000-an lah para produsen kendaraan baru menaruh perhatian yang serius pada kendaraan listrik listrik. Hal ini disebabkan karena harga minyak yang melambung tinggi pada tahun 2000-an serta banyak masyarakat dunia yang sudah sadar akan buruknya dampak emisigas rumah kaca.[1][2] Sampai bulan November 2011, model-model listrik yang tersedia dan dijual di pasaran beberapa negara adalah Tesla Roadster, REVAi, Renault Fluence Z.E., Buddy, Mitsubishi i MiEV, Tazzari Zero, Nissan Leaf, Smart ED, Wheego Whip LiFe, Mia listrik, dan BYD e6. Nissan Leaf, dengan penjualan lebih dari 20.000 unit di seluruh dunia (sampai November 2011),[3] dan Mitsubishi i-MiEV, dengan penjualan global lebih dari 17.000 unit (sampai Oktober 2011), adalah kedua mobil listrik paling laris di dunia.[4]
Mobil listrik memiliki beberapa kelebihan yang potensial jika dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa. Yang paling utama adalah mobil listrik tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor.[5][6][7] Selain itu, mobil jenis ini juga mengurangi emisi gas rumah kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai penggerak utamanya.[1][2] Pada akhirnya, ketergantungan minyak dari luar negeri pun berkurang, karena bagi beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara Eropa, kenaikan harga minyak dapat memukul ekonomi mereka.[1][8][9] Bagi negara berkembang, harga minyak yang tinggi semakin memberatkan neraca pembayaran mereka, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi mereka.[10][11] Keuntungan lainnya ialah mobil listrik tidak menimbulkan kebisingan polusi suara karenanya dapat bermanfaat bagi lingkungan.[12]
Meskipun mobil listrik memiliki beberapa keuntungan potensial seperti yang telah disebutkan di atas, tapi penggunaan mobil listrik secara meluas memiliki banyak hambatan dan kekurangan.[1][2] Sampai pada tahun 2011, harga mobil listrik masih jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa dan kendaraan listrik hibrida karena harga baterai ion litium yang mahal.[13] Meskipun begitu, saat ini harga baterai mulai turun karena mulai diproduksi dalam jumlah besar.[14] Faktor lainnya yang menghambat tumbuhnya penggunaan mobil listrik adalah masih sedikitnya stasiun pengisian untuk mobil listrik, ditambah lagi ketakutan pengendara akan habisnya isi baterai mobil sebelum mereka sampai di tujuan. Beberapa pemerintah di beberapa negara di dunia telah menerbitkan beberapa insentif dan aturan untuk menanggulangi masalah ini, yang tujuannya untuk meningkatkan penjualan mobil listrik, untuk membiayai pengembangan teknologi mobil listrik sehingga harga baterai dan komponen mobil bisa semakin efisien. Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan dana hibah sebesar US$2,4 miliar untuk pengembangan mobil listrik dan baterai.[15] Pemerintah Tiongkok mengumum kan bahwa mereka akan menyediakan dana sebesar US$15 miliar untuk memulai industri mobil listrik di negaranya.[16] Beberapa pemerintah lokal dan nasional di banyak negara telah menerbitkan kredit pajak, subsidi, dan banyak insentif lainnya untuk mengurangi harga mobil listrik dan mobil plug-in.[17][18][19][20]
Di negara Indonesia sendiri, pada tanggal 1 April 2012 pemerintah kucurkan 100 miliar rupiah untuk riset mobil listrik.[21] Lalu pada tanggal 10 Juni 2013 pemerintah tegaskan kendaraan listrik bebas pajak.[22] Dan kemudian pada tanggal 12 Juni 2013 Zbee dari Swedia resmi membuka pabrik kendaraan listrik dengan nama PT Lundin Industry, yang terletak di Kota Banyuwangi, Jawa Timur, dan target produksi minimal 100.000 unit per tahun.[23]
Dalam dunia otomotif yang semakin berkembang, perbedaan antara sepeda listrik dan motor listrik sering kali menimbulkan kebingungan. Keduanya sama-sama mengandalkan energi listrik sebagai sumber tenaga, namun memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal fungsi, desain, dan peraturan penggunaan. Mengenal perbedaan ini penting, terutama saat mempertimbangkan untuk membeli salah satunya. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita bahas perbedaan antara sepeda listrik dan motor listrik.
Apa Itu Sepeda Listrik?
Sepeda listrik, atau e-bike, adalah sepeda yang dilengkapi dengan motor listrik yang bertujuan untuk membantu pengayuhan. Motor ini memberikan asisten kekuatan tambahan saat mengayuh, yang sangat berguna terutama saat menanjak atau bersepeda jarak jauh. Pengendara masih harus mengayuh untuk bergerak, namun dengan usaha yang lebih ringan. Motor pada sepeda listrik biasanya memiliki batas kecepatan tertentu untuk menjaga keselamatan dan mematuhi regulasi yang ada, umumnya tidak lebih dari 25 km/jam.
Apa Itu Motor Listrik?
Motor listrik, di sisi lain, adalah kendaraan yang sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik tanpa memerlukan pengayuhan. Motor listrik ini mirip dengan motor bensin dalam hal operasional tapi lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas. Motor listrik dapat mencapai kecepatan yang lebih tinggi dan memiliki jarak tempuh yang lebih jauh per pengisian ulang baterai dibandingkan dengan sepeda listrik. Motor listrik sering kali dilengkapi dengan berbagai fitur modern seperti sistem pengereman regeneratif, layar digital, dan kadang kala konektivitas smartphone.
Perbedaan Utama
Metode Pengoperasian: Sepeda listrik memerlukan pengayuhan, sedangkan motor listrik beroperasi dengan throttle atau pedal gas seperti motor konvensional.
Kecepatan dan Jarak Tempuh: Motor listrik dapat mencapai kecepatan yang lebih tinggi dan memiliki jarak tempuh yang lebih luas dibandingkan dengan sepeda listrik.
Regulasi dan Lisensi: Sepeda listrik umumnya tidak memerlukan SIM karena dianggap sebagai sepeda biasa dengan bantuan motor, sedangkan motor listrik mungkin memerlukan SIM dan registrasi, tergantung pada kecepatan maksimal dan desainnya.
Polytron Fox-S dan Fox-R adalah contoh dari motor listrik yang tidak hanya menawarkan efisiensi dan kenyamanan, tapi juga dilengkapi dengan teknologi canggih yang menjadikannya pilihan yang menarik di pasar motor listrik. Kedua model ini mengusung desain yang aerodinamis dan modern, sementara kapasitas baterainya mampu memberikan performa impresif. Motor listrik Polytron Fox-S dapat menempuh hingga 70km, sementara Fox-R bahkan bisa mencapai 130km dengan satu kali pengisian baterai penuh. Selain itu, kedua motor ini dilengkapi dengan lampu full LED, memberikan pencahayaan yang terang dan jelas dalam semua kondisi, meningkatkan visibilitas dan keselamatan pengemudi. Baik Fox-S maupun Fox-R cocok bagi pengguna yang mencari kendaraan yang efisien, ramah lingkungan, dan teknologis. Dapatkan informasih lebih lanjut tentang Polytron Fox series dengan klik di sini!
Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk memastikan Anda memilih kendaraan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup Anda. Dengan kemajuan teknologi seperti yang ditawarkan oleh Polytron Fox-S dan Fox-R, pilihan untuk beralih ke kendaraan listrik menjadi semakin mudah dan menarik. Jadi, saatnya untuk mempertimbangkan peralihan ke kendaraan yang lebih hijau dan efisien dengan mengadopsi teknologi motor listrik terkini.
Nasi gandul adalah kuliner khas daerah Pati (daerah pesisir Jawa Tengah, jalan pantai utara Jawa). Daerah di Pati yang memopulerkan nasi gandul ini adalah Desa Gajahmati (arah selatan teminal bus Pati. Desa Semampir/Sebelah timur dari Desa Gajahmati), itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang tidak berasal dari Desa Gajahmati tetap menuliskan kata Desa Gajahmati pada spanduk tempat makan mereka. Jika ditelusuri asal-usul pemberian nama nasi gandul, banyak versi yang mengemukakan tentang hal tersebut.
Terdapat banyak versi tentang asal-usul nama nasi gandul tersebut.
Versi pertama mengatakan bahwa nama nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli. Dulu, di daerah Pati, penjual nasi gandul menjajakan nasinya dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali (tempat kuah nasi gandul) di satu sisi, dan bakul nasi serta peralatan makan nasi gandul di sisi lain. Kemudian, pikulan tersebut digotong dan dijajakan sehingga pikulan tersebut naik-turun seirama dengan langkah penjualnya (kedua sisi bambu ini bergantungan bakul nasi dan kuali kuah secara menggantung (gandul). Oleh sebab itu, masyarakat kemudian menamainya nasi gandul.
Versi kedua, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak menyentuh piring).
Versi Ketiga, dahulu penjual nasi gandul kepala nya botak dan dagangan nasi tersebut dipikul oleh 2 wanita botak. sehingga seperti gondal gandul. Oleh sebab itu, pembeli menyebutnya sebagai nasi gandul.
Cara penyajian nasi gandul ini tergolong unik, karena dalam penyajiannya piring dialasi dengan daun pisang. Makannya juga tidak menggunakan sendok, melainkan suru, yaitu daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai pengganti sendok. Namun biasanya para penjual nasi gandul tetap menyediakan sendok maupun garpu untuk persiapan apabila pembeli tidak dapat menggunakan suru.
Nasi gandul yang dijajakan di Yogyakarta.
Saat membeli nasi gandul biasanya hanya akan mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan daging sapi. Apabila lauk yang telah diberikan dianggap tidak cukup, pembeli dapat meminta tambahan lauk kepada penjual. Biasanya tambahan lauk yang tersedia pada nasi gandul adalah: tempe goreng, perkedel, bacem telur, daging sapi, dan jerohan sapi. Tambahan lauk ini dapat dipotong kecil-kecil sesuai dengan permintaan pembeli. Kalaupun nasi gandul dirasa kurang manis pembeli dapat menambah kecap yang telah disediakan.